Gunung Rinjani kembali dibuka untuk umum, dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19
Taman nasional Gunung Rinjani sudah dibuka untuk umum pada tanggal 7 juli akan tetapi protokol kesehatan harus selalu diterapkan mengingat ini sebagai pembukaan fase pertama, atau boleh dikatakan sebagai fase percobaan dalam suasana covid19. Pemerintah setempat menghimbau masyarakat yang berada dikawasan destinasi wisata untuk selalu menerapkan protokol kesehatan agar para wisatawan selalu ingat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Dilansir dari website resmi disbudpar NTB bahwa aturan masuk Taman Nasional Gunung Rinjani melalui satu pintu atau satu pos karena adanya pemeriksaan protokol kesehatan dengan pendaftaran masuk via online, agar semua urutan protokol kesehatan dapat di implementasikan dengan baik, seperti kegiatan cuci tangan, pengecekan suhu tubuh dan juga memakai masker. Pemerintah setempat juga hanya mengijinkan perjalanan satu hari atau one day trip di Taman nasional Gunung Rinjani, hal itu mengartikan para wisatawan lokal maupun mancanegara hanya diijinkan hiking tanpa membuka tenda di gunung rinjani.
Gunung Rinjani merupakan sumber mata air untuk masyarakat di pulau Lombok, hal tersebut mewajibkan untuk siapa pun yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Karena dampaknya akan luar biasa jika masyarakat dan para wisatawan tidak dapat menjaga kelestarian alamnya.
Pemerintah setempat juga sudah melakukan sosialisai dan simulasi SOP dikawasan Gunung Rinjani dalam menghadapi new normal, seperti “program CHS (Clean, Health, Security) menuju tatanan baru adalah panduan yang tidak terpisah-pisah. Jika kawasan Rinjani bersih, maka harus pula sehat dan aman. Selain itu, pengelolaan Rinjani harus memberi manfaat, salah satunya penggunaan e-ticket yang telah menjadi kebutuhan” (Wagub Rohmi)
Masyarakat dan para wisatawan diwajibkan mengikuti aturan dan protokol kesehatan serta himbauan pemerintah setempat agar tidak terjadi cluster penyebaran covid19 yang memiliki akibat sangat fatal bagi perekonomian masyarakat Lombok dibidang pariwisata.